5 Resep Rahasia Bisnis,
Ala Dahlan Iskan
Berbisnis-adalah bentuk usaha
untuk menghasilkan uang ini terbilang susah-susah gampang. Di satu sisi bisnis
memberikan keunggulan di mana seseorang dapat mengembangkan kreativitasnya
dalam mencari uang tanpa terbelenggu institusi. Namun di sisi lain, tidak
sedikit tantangan yang harus dihadapi untuk mengembangkannya. Salah satu
pengusaha besar di Indonesia ialah Dahlan Iskan.
Dahlan yang juga menjabat sebagai
menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini tak henti-hentinya mengajak kaum
muda khususnya Mahasisiwa di Indonesia untuk sedini mungkin berani berbisnis.
Pasalnya, salah satu syarat negara untuk maju ialah memiliki minimal 2 persen
warganya yang berwirausaha. Melalui berbagai seminar di tiap universitas di
Tanah Air, Dahlan selalu berbagi tips strategi bagaimana menjadi seorang
pengusaha sukses.
Dahlan Iskan ketika Berceramah
1.
Berani Tertipu Maupun Ditipu
Dahlan Iskan menyadari seorang
pemula dalam bidang bisnis akan selalu dibayangi dan diikuti oleh kata bangkrut
dan ditipu. Namun Dahlan meyakinkan jika ingin sukses berbisnis maka harus
sudah kena tipu sebelumnya. Untuk mengantisipasi hal ini maka Dahlan
menyarankan agar berbisnis dapat dilakukan sedini mungkin. "Maka mulailah
bisnis dari sekarang. Kalau anda rugi anda bisa bangkit lagi. Kalau sudah tua
susah bangkitnya," tegas Dahlan.
2.
Perkuat Marketingnya
Bos BUMN Dahlan Iskan menyebut
salah satu kunci sukses dalam berbisnis ialah memperkuat aspek marketing atau
penjualan. Menurutnya, percuma sebuah perusahaan yang mempunyai manajemen bagus
namun kalah dalam bidang marketing. "Yang paling penting di perusahaan itu
marketing. Kalaupun manajemen bagus tapi tidak bisa jualan anda tidak bisa
hidup," tutur Dahlan.
3.
Mau Berhasil Instan. Jangan jadi
Pengusaha
Dahlan menegaskan untuk menuju
kesuksesan dalam berbisnis dibutuhkan proses panjang. Agar dapat menikmati buah
dari jerih payah berbisnis maka seseorang harus sesegera mungkin memulai dari
waktu muda."Sayangnya anak muda sekarang dalam berbisnis hanya mikir
enaknya saja. Mikir untung besar. Padahal tidak begitu sepenuhnya," jelas
Dahlan.
Mantan bos PLN ini bercerita
bahwa dirinya pernah juga mengalami masa kegagalan dalam berbisnis. Hal ini
dianggapnya sebagai satu proses dalam menjadi sukses. "Saya juga pernah
gagal. Saya dulu punya perusahaan internet dan mulai usaha terus merugi. Pada
krisis tahun 1998 saya menjual perusahaan itu dan ternyata sekarang bisnis
internet berkembang pesat. Tapi mau gimana lagi," ucap Dahlan.
4.
Berani Bernepotisme
Dahlan Iskan mendukung prinsip
nepotisme dalam bisnis. Menurutnya, prinsip nepotisme ini juga yang menjadi
akar adanya bisnis keluarga yang tentunya memastikan aspek keberlanjutan. "Nepotisme
itu agak berbeda dilihat dari kultur masyarakat itu. Di Tionghoa nepotisme nya
beda dengan di Jawa. Kalau di Tionghoa hubungan keluarga tidak terkait langsung
dengan bisnis. Intinya jika anaknya minjam uang harus dikembalikan," ucap
Dahlan.
Dahlan sendiri telah memercayakan
seluruh bisnisnya kepada anaknya. Dahlan saat ini hanya fokus mengurusi
pemerintahan di bidang BUMN. Dahlan sendiri memilih anaknya karena memang dicap
mampu dan cakap memimpin sekitar 100 perusahaan milik Dahlan. "Kalau nilai
orang lain 7 dan anak saya 7 tidak apa apa orang lain yang ambil. Kalau nilai anak
saya 9 dan orang lain cuma 7 saya lebih memilih anak saya," tegas mantan
dirut PLN ini.
5.
Belajar Manage Uang
Dalam berbisnis, menurut Dahlan
Iskan, yang paling penting adalah mempunyai sikap keuangan. Sikap keuangan
lebih penting daripada ahli keuangan. "Saya dulu mencari direktur keuangan
dan saya mementingkan sikap keuangan daripada ahli keuangan," ujar Dahlan.
Menurut Dahlan, orang yang punya sikap keuangan lebih memikirkan arus keuangan.
Mempunyai sikap keuangan akan cenderung membuat seseorang bersikap pelit dan
cerewet.
Orang yang mempunyai sikap
keuangan akan melihat angka-angka perusahaan seperti makhluk hidup yang harus
dijaga. "Sikap keuangan itu sangat perlu. Pelit, ngomel dan cerewet itu
penting," tegas Dahlan. Semoga bermanfaat. /merdeka.com/
No comments:
Post a Comment